Lompat ke isi utama

Berita

APA ITU SAINTE LAGUE

 

Oleh :

Farwis, S. Sos.

Kordinator Divisi Penyelesaian Sengketa Bawaslu Kabupaten Jombang

  Kesempatan kali ini kita akan membahas bagaimana cara kursi parlemen didapatkan oleh partai politik berdasarkan perolehan suara partai di masing-masing dapil. Cara mendapatkan kursi parlemen tersebut menggunakan metode Sainte Lague. Apa itu Sainte Lague? Sainte Lague adalah metode konversi perolehan suara partai politik ke kursi parlemen, atau metode untuk menentukan perolehan kursi partai politik di DPR atau DPRD. Metode ini berdasarkan perolehan suara terbanyak partai politik dari hasil pembagian diurutkan sesuai dengan jumlah ketersediaan kursi di setiap dapil. Dasar hukumnya adalah UU nomor 7 tahun 2017 pasal 415 ayat 2. “Dalam hal penghitungan perolehan kursi DPR, suara sah setiap partai politik yang memenuhi ambang batas perolehan suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 414 ayat (1) dibagi dengan bilangan pembagi 1 dan diikuti secara berurutan oleh bilangan ganjil 3; 5; 7; dan seterusnya”. Sainte Lague menerapkan bilangan pembagi suara untuk mendapatkan kursi berangka ganjil mulai 1, 3, 5, 7, 9 dan seterusnya. Metode ini diperkenalkan oleh ahli matematika asal Perancis, Andre Sainte Lague pada tahun 1910. Seandainya dalam satu daerah pemilihan (dapil) tersedia 5 kursi, bagaimana cara membagi kursi tersebut?. Berikut contoh cara menghitungnya:
  1. Partai Apel mendapat 36.000 suara
  2. Partai Blimbing mendapat 18.000 suara
  3. Partai Cokelat mendapat 12.000 suara
  4. Partai Durian mendapat 9.000 suara
  5. Partai Erbis mendapat 6.000 suara
_______//_______ A.   Kursi pertama, masing-masing partai dibagi dengan angka 1.
  1. Partai Apel 36.000/1 = 36.000
  2. Partai Blimbing 18.000/1 = 18.000
  3. Partai Cokelat 15.000/1 = 15.000
  4. Partai Durian 9.000/1 =  9.000
  5. Partai Erbis 6.000/1 = 6.000
maka yang mendapatkan kursi pertama di dapil tersebut adalah Partai Apel dengan jumlah 36.000 suara. B.   Kursi kedua. Berhubung partai Apel sudah mendapatkan kursi pada pembagian kursi pertama, maka pembagian kursi kedua, Partai Apel dibagi angka ganjil 3. Sementara Partai Blimbing, Cokelat, Durian dan Erbis tetap dibagi angka 1 kerena belum mendapatkan kursi.
  1. Partai Apel 36.000/3 = 12.000
  2. Partai Blimbing 18.000/1 = 18.000
  3. Partai Cokelat 15.000/1 = 15.000
  4. Partai Durian 9.000/1 = 9.000
  5. Partai Erbis 6.000/1 = 6.000
yang berhak atas kursi kedua adalah Partai Blimbing dengan perolehan 18.000 suara. Suara terbanyak dibandingkan partai lainnya. C.   Kursi ketiga. Untuk menentukan kursi ketiga, Partai Apel dan Partai Blimbing dibagi dengan angka 3. Sementara Partai Cokelat, Durian dan Erbis masih tetap dibagi dengan angka 1 karena belum mendapatkan kursi saat pembagian kursi pertama dan kedua.
  1. Partai Apel 36.000/3 = 12.000
  2. Partai Blimbing 18.000/3 = 6.000
  3. Partai Cokelat 15.000/1 = 15.000
  4. Partai Durian 9.000/1 = 9.000
  5. Partai Erbis 6.000/1 = 6.000
maka yang mendapatkan kursi ketiga adalah partai Cokelat dengan perolehan suara terbanyak yaitu 15.000. D.  Kursi keempat. Untuk kursi keempat, Partai Apel, Partai Blimbing dan Partai Cokelat masing-masing dibagi dengan angka 3. Sementara Partai Durian dan Erbis tetap dibagi angka 1.
  1. Partai Apel 36.000/3 =12.000
  2. Partai Blimbing 18.000/3 = 6.000
  3. Partai Cokelat 15.000/3 = 5.000
  4. Partai Durian 9.000/1 = 9.000
  5. Partai Erbis 6.000/1 = 6.000
maka yang mendapatkan kursi keempat adalah Partai Apel dengan perolehan suara terbanyak, 12.000. E.   Kursi kelima. Berhubung Partai Apel sudah mendapatkan dua kursi, yakni kursi pertama dan kursi keempat, maka selanjutnya Partai Apel akan dibagi dengan angka 5. Sementara Partai Blimbing dan Partai Cokelat dibagi dengan angka 3. Sedangkan Partai Durian dan Erbis dibagi angka 1.
  1. Partai Apel 36.000/5 = 7.200
  2. Partai Blimbing 18.000/3 = 6.000
  3. Partai Cokelat 15.000/3 = 5.000
  4. Partai Durian 9.000//1 = 9.000
  5. Partai Erbis 6.000/1 = 6.000
kursi kelima yang berhak mendapatkan adalah Partai Durian dengan perolehan suara terbanyak, yaitu 9.000. Lima kursi sudah habis terbagi.  Partai Erbis tidak mendapatkan kursi. Berikut contoh berdasarkan tabel.
Jumlah suara dibagi angka 1 dibagi angka  3 dibagi angka 5
Partai Apel 36.000 1   36.000   4    12.000        7.200
Partai Blimbing 18.000 2   18.000          6.000        3.600
Partai Cokelat 15.000 3   15.000          5.000        3.000
Partai Durian   9.000 5     9.000          3.000        1.800
Partai Erbis   6.000       6.000          2.000        1.200
Keterangan:
  • Angka kecil 1, 2, 3, 4, 5 merupakan posisi jumlah suara yang berhak mendapatkan kursi berdasarkan suara terbanyak setelah dibagi angka ganjil.
  • Partai Ebis tidak mendapatkan kursi parlemen karena lima kursi yang tersedia sudah habis terbagi.
Demikian teman-teman pembahasan kita terkait metode Sainte Lague. Semoga bermanfaat dan menambah khazanah pengetahuan kita terkait pemilu.
Tag
Kolom